Nggak terasa saya sudah hampir dua tahun di Bogor. So many things I've never seen before, well, I just go around campus, Dramaga, Botani Square, nowhere else, lol. Menyedihkan memang. Bogor memang bukan kota kecil, lebih besar dari Malang dikit. Untuk mengelilingi Bogor, nggak cuman pakai satu angkot, terkadang harus sering berganti-ganti angkot. Fyi, Dramaga sendiri, yang (ternyata) bukan Bogor kota, lumayan jauh dari berbagai tempat strategis. Nggak jauh sih sebenernya. Andaikan saja jalanannya seperti di Jember, mungkin bisa ditempuh paling lama setengah jam buat ke kota (lewat jalur Jalan Baru). Tapi karena trafficnya saja sudah sangat mengadopsi dari Ibukota Jakarta, alhasil perjalanan ke kota saja memerlukan waktu sekitar 1-2 jam. Sejam itu sudah termasuk paling sebentar.
Saya merasakan sendiri perbedaan perjalanan satu jam antara di Bogor, Surabaya, dan Jember, ketiganya sangat berbeda! Kalau di Jember, perjalanan satu jam mungkin udah nyampe daerah Tanggul, di sekitar perbatasan antara Jember dan Lumajang. Kalau di Surabaya, satu jam itu mungkin sudah bolak-balik Stasiun Pasar Turi-ITS naik taksi yang notabene kecepatannya lumayan cepat, seriusan nggak kerasa. Kalau di Bogor, sejam itu udah hell banget.
Kalau dipikir-pikir, Bogor itu penuh dengan jalanan yang sempit, namun jumlah mobilnya turah-turah, apalagi yang namanya angkot. Jalanan penuh sesak dengan segala jenis kendaraan SERTA keberingasan para pengemudinya. Ya, pengemudi di sini banyak yang kurang sadar terhadap ketertiban, menciptakan kemacetan, namun tidak mau mengalah.
Well, banyak hal, terutama tentang tata kota, yang saya sayangkan di sini, tapi sisi positifnya, Bogor itu surganya KULINER. Ya, kalau kalian sering perhatikan di televisi, banyak culinary travel yang terdapat di daerah Bogor. Sayangnya, saya belum tahu semua dimana saja karena saya sendiri malas untuk keluar kalau nggak ada teman atau hari panas banget, terutama kalau nggak ada yang berminat mengantarkan saya menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi :v *ehem
Kemarin, kelas saya mendapat tugas praktikum untuk presentasi bisnis. Kami diminta untuk mencari untuk sebuah bisnis yang bisa kami presentasikan pada praktikum. Dan hasilnya, my friends brought me SO MANY informations about culinary travel! Really thanks to them.
Kalo yang lagi booming sekarang ini, ada yang namanya Sop Duren Lodaya. Karena saya bukan penyuka buah berbau menyengat ini, saya tidak terlalu excited dengan tempat yang katanya recommended untuk dikunjungi ini. Bagi yang suka banget durian, tempat ini bener-bener nyaman banget (katanya) dan menu-menu khas durian yang bikin kalian dijamin ngiler deh. Jadi, sop duren itu bentuknya sejenis sop buah atau es buah, namun ada creamy creamy asli durian.
Ada lagi suatu daerah di pusat kota Bogor, namanya daerah Taman Kencana. Daerah ini juga masih termasuk daerah IPB, namun khusus untuk anak-anak D3. Di sana kalian bisa menemukan beragam jenis cafe, tempat hangout yang cozy abis, beragam jenis makanan berat hingga ringan yang saya yakin nggak kalah dengan yang ada di Surabaya. Ada Kedai Kita yang menghadirkan pizza tradisional asli! Pizza tersebut tidak dipanggang melalui oven, namun menggunakan panggangan asli dan tradisional dari kayu bakar. Rasanya juga dijamin lezat! Keju mozarellanya menghiasi hampir seluruh permukaan pizza, menjadikan pizza ala Kedai Kita ini menjadi menu paling favorit!
Masih di daerah Taman Kencana, ada juga Pia Apple-Pie. Di sini, ditawarkan beragam jenis Pie, nggak cuman apple pie. Ada pilihan pie cookies atau pie asli, topping maupun bahan dasar pie juga bermacam-macam. Pie yang kita bisa juga langsung dimakan di tempat. Terdapat cafe kecil yang suasanannya cukup menyenangkan dan homey. Ibu saya sampai ketagihan ketika saya kemarin membelikan apple pie sebagai oleh-oleh.
Tepat di sebelah Kedai Kita, terdapat Klapertaart Huis. Fyi, Klapertaart merupakan kue khas Manado, lho. Bahan dasarnya ada susu dan kelapa. Saya juga baru tahu kemarin ketika teman saya presentasi tentang cafe ini. Ya, Klapertaar Huis sejenis cafe yang menawarkan beragam jenis klapertaart. Ada yang klapertaart original hingga beragam toping, mulai dari topping bermacam rasa hingga topping tradisional seperti ketan atau talas bogor.
Masih banyak lagi sebenarnya cafe yang berada di daerah Taman Kencana, namun karena saya masih belum pernah ke sana satu per satu, well, reviewnya kapan-kapan saja, lol.
Ada lagi yang khas Bogor banget, yaitu Lapis Bogor 'Sangkuriang'. Ini bukan semacam cafe, namun tempat oleh-oleh yang menawarkan cake lapis yang berbahan dasar talas bogor. Warnanya juga sangat khas, yaitu perpaduan ungu di bagian atas dan kuning di bagian bawah. Rasanya sangat enak dan membuat siapa saja yang makan menjadi ketagihan. Lapis Bogor ini menjadi favorit masyarakat, terutama mahasiswa, untuk dijadikan oleh-oleh ketika pulang kampung. Sampai-sampai kami harus memesan terlebih dahulu agar bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Kalau tidak memesan, bisa-bisa kami kehabisan. Saya pernah harus menunggu sekitar sejam untuk menunggu cake-nya matang. Dan di sekitar saya ternyata banyak sekali orang yang menunggu pesanan. Mereka bisa langsung membawa pulang 4-5 boks setiap kali membeli. Alhasil, tak jarang saya harus sedikit kecewa karena kehabisan.
Alternatif kalau saya sudah kehabisan Lapis Bogor 'Sangkuriang', saya biasanya langsung menuju Mr. Brownco yang outletnya berada tepat di depan kampus. Outletnya memang sangat mungil, namun cake yang ditawarkan juga tak kalah enak. Mr. Brownco menawarkan cake brownies berbahan dasar singkong. Mungkin yang sudah bosan dengan cake brownies yang biasa, kalian bisa mencoba cake brownies satu ini. Rasanya tidak terlalu eneg, manisnya pas buat saya. Ada banyak varian yang ditawarkan. Fyi, Mr. Brownco ini didirikan oleh salah satu alumni IPB.
Kalau mau yang lebih tradisional, ada nih makanan asli Bogor banget, Asinan Bogor. Well, actually I don't really know the brand, lol. Asinan ini sepertinya berdiri sudah sejak lama. Asinan ini juga menjadi salah satu tujuan yang recommended dan pernah di-review oleh salah satu stasiun televisi swasta. Asinan ini terdapat di daerah pecinan dan pemiliknya juga turun temurun dari keluarga tionghoa. Meskipun kelihatannya sangat klasik dan kuno, namun pembeli di sana harus rela mengantri untuk memesan. Asinan yang ditawarkan ada asinan buah dan asinan sayur. Tinggal pilih deh yang mana yang disukai!
Kalau mau cari yang lebih beda lagi, ada yang namanya Gepuk dan Ikan Balita Karuhun. Gepuk sendiri artinya daging sapi yang di-penyet, ikan balita yang dimaksud adalah ikan nila yang masih berukuran kecil, dan karuhun sendiri berarti 'turun temurun' dalam bahasa Sunda. Jadi, di sini menawarkan gepuk dan ikan balita dengan rasa khas yang terbuat dari bumbu yang sudah turun temurun dan dikemas berbeda dari biasanya. Kemasannya berbetuk boks yang sangat menarik dan didalamnya sudah include sambal, sehingga cocok sekali jika dibawa saat travelling. Kita hanya perlu membawa nasi dan sayur jika perlu. Rasanya sangat gurih dan enak, membuat orang-orang menjadi ketagihan untuk mencobanya terus. Kalau ngomong soal harga, jangan dibandingkan dengan makanan-makanan sebelumnya karena makanan ini memang cenderung untuk makanan berat.
Sebenarnya masih banyak lagi tujuan kuliner yang bisa kalian temukan di Bogor, dari fast food sampai makanan tradisional yang menggugah selera. Di daerah jalan baru saja terdapat banyak sekali rumah makan, seperti Saung Kuring, Rumah Makan Sunda 'Ampera', Pecel Lele 'LELA', dan masih banyak lagi. Belum lagi jika kita berkunjung di daerah Pasar Bogor, Pasar Anyar, bahkan daerah pecinan, Taman Kencana dan juga daerah Puncak. Jika kalian menjadikan Bogor sebagai toplist tujuan kuliner kalian, jangan lupa untuk menyediakan banyak space di perut kalian dan juga budget yang memadai. Saya yakin sehari-dua hari tidak akan cukup untuk berpindah dari satu tujuan ke tujuan lain.
Vous voir à Bogor, people!
Sebenarnya masih banyak lagi tujuan kuliner yang bisa kalian temukan di Bogor, dari fast food sampai makanan tradisional yang menggugah selera. Di daerah jalan baru saja terdapat banyak sekali rumah makan, seperti Saung Kuring, Rumah Makan Sunda 'Ampera', Pecel Lele 'LELA', dan masih banyak lagi. Belum lagi jika kita berkunjung di daerah Pasar Bogor, Pasar Anyar, bahkan daerah pecinan, Taman Kencana dan juga daerah Puncak. Jika kalian menjadikan Bogor sebagai toplist tujuan kuliner kalian, jangan lupa untuk menyediakan banyak space di perut kalian dan juga budget yang memadai. Saya yakin sehari-dua hari tidak akan cukup untuk berpindah dari satu tujuan ke tujuan lain.
Vous voir à Bogor, people!
1 comment:
Ah sayang banget ngga ada fotonya.. coba kalo ada fotonya, pasti lebih menarik nih blognya.
Di bogor, selain talas itpa lagi ya makanan khasnya? pengen travelling ke sana setelah tau kalo travelling itu bermanfaat buat kehidupan kaya yang ada di artikelnya si Rental Mobil Jogja Semberani
Post a Comment