Click If You Want To Know

Sunday 6 April 2014

Tuhan Maha Romantis: Conspiracy Does Exists

   Betapa konspirasi semesta itu hadir lewat skenario Tuhan yang terkadang tidak bisa dijelaskan dengan logika. Dan, kami hanya manusia bodoh yang mencoba menafsirkan kejadian alam dengan pengetahuan serba terbatas kami, tanpa tahu apa paragraf akhir dari semua kisah yang Tuhan telah tuliskan.

   Itu yang kemudian membawa saya tenggelam dalam pemikiran tentang hakikat cinta. Diperkuat dengan kisah romantis yang dituangkan dalam buku karya kak Azhar Nurun Ala yang berjudul Tuhan Maha Romantis yang diam-diam saya baca di tengah ke-hectic-an jadwal kegiatan saya di kampus.

   Dari sana, saya banyak 'mencuri' kisah, 'mencuri' kutipan, 'mencuri' pesan, dan kemudian menyisipkannya pada kisah pribadi saya. Agak lebay sih sebenarnya, lol. Setidaknya, setelah membaca buku tersebut, saya melek. 

Meskipun Sebenarnya

   "Berarti dia orangnya bijak."

   Satu kalimat yang akhirnya bisa membuat saya tersenyum. Ya, itu dia yang kami bicarakan. Satu hal dari dia yang rasanya membuat dada meluap ketika mendengarnya.

   Semakin saya mencoba memahami, semakin saya tidak mengerti. Semakin saya tidak mengerti semakin saya penasaran. Semakin saya penasaran, semakin saya tidak tenang. Semakin saya tidak tenang, semakin saya kepikiran, dan berujung pada kekhawatiran. Well, kekhawatiran yang sangat tidak perlu.

   Ketika pada suatu malam saya memutuskan untuk menyayangi seseorang, ada bagian dari diri saya yang 'terikat'.

Saturday 5 April 2014

Apa-Apa


   Barangkali, itulah yang ingin disampaikan badai pertama bulan April.

   Tak selamanya angin itu tenang. Tak selamanya cahaya itu terang. Tak selamanya hujan itu sendu. Alam seperti bermetamorfosa menjadi lawan bagi sebagian umat. Bagi sebagiannya lagi, alam seperti menyatu dalam jiwa. Petir yang menyambar menggambarkan apa-apa yang harus dimusnahkan. Debu yang terbawa angin, atau koloid yang terperangkap dalam bulir hujan. Mereka menjadi apa-apa yang ditunjukkan langit untuk kita lihat: bahwa dunia itu kejam jika kamu menganggap ia itu tenang. Bahwa tak selamanya yang kita pikirkan itu merupakan hukum alam yang mudah saja kamu elak sesuka hati.