Click If You Want To Know

Thursday, 26 June 2014

Berdiri

   Kala itu aku berdiri di depan pagar yang membatasi dunia kita. Melihat ke arah tamanmu yang indah, seperti mimpiku bertahun-tahun yang lalu yang akhirnya menjadi nyata. Senyumku tertahan di sudut bibir, antara meresapi dunia mimpi dan menghadapi dunia nyata. Tidak ada hujan, matahari pun bersinar terang. Udara kering, angin serasa tak bergerak. Tak ada tanda-tanda alam yang bisa memberikan model yang tepat untuk menggambarkan takdir kita. Mungkin aku punya seribu alasan untuk tetap merindumu, namun aku juga punya seribu alasan untuk diam dan menguburnya di dasar bumi. Aku takkan pernah punya satupun alasan untuk menangis ataupun tertawa, tapi aku masih sejuta kata yang aku rangkai menjadi harapan. Rangkaian itu yang setiap senja aku kirim ke depan pagar itu untuk kamu nikmati setiap kamu datang maupun kembali. Sadar ataupun tidak, hatimu memilih kembali.


Kamu tahu aku menunggu. Aku tahu kamu diam membisu. Kamu tahu aku rindu. Aku tahu kamu hanya diam membisu. Kita tahu waktu semakin berlalu. Meninggalkan jejak lama berdebu.

- KS, to the one whom she wishes she had (a) reason(s) to look for.


No comments: