I don't really know what to say in my very first post after a-long-break from this blog.
First of all, I want to welcome myself. WELCOME BACK! It's been a while not to write any post here, and been tired of cleaning the thick dust and spiderweb around *kibas kerudung*
Second, I am really sorry to whoever which feel lost of my appearance in this blog, muahahaha. However, fellas, I'm not promising I will be here so often.
Third, I want to say HAPPY INDEPENDENCE DAY, MY DEAREST INDONESIA! 70-year-old is kinda.... well, my country is really getting old. A lot of things happen, including the currency which is getting weaker day-by-day.
Well, it's not my very first attempt ti re-write a post here. Some posts are just hanging up in my draft folder, I let them unpublished. Not really important things though. It's been really 'hard' to write a post. Seems like I have lost my sense of 'writing' temporarily since I just want to focus on making my research proposal. 'Writing' is kinda a hard thing to do even my heart sometimes say, "Write your idea! Write your metaphors!" and I just left it behind and continued reading so many journals for my proposal's references. I never thought that being the last-year college student is this fast.
So many moments happened back then. I do thinking a lot these days. Some problems got into my life without warnings, pushing me back and I sometimes feel so alone. If you find me galau-ing in some social medias, here I want to confirm that statement *berasa artis aja ya hahaha*:
Iya, saya lagi galau berat, galau keras, entahlah apa istilahnya terserah kalian. Saya sebenarnya ingin teriak sekencang-kencangnya, bodo amat meski lagi di rumah. Tapi, saya lagi dalam masa kkn di desa orang. Yaaa kalo saya end-up dengan teriak-teriak di rumah orang dan kedengaran se-desa, lama-lama saya diusir dari sini, hehe. Dan bukannya saya nggak ada orang yang mau dengerin saya, cuman saya aja yang nggak bisa cerita gamblang dan jelas mengenai apa yang terjadi karena itu hal yang menurut saya private. Jadi, saya mohon maaf kalo ada yang merasa terganggu di socmed, just unfollow or block or whatever lah kalo ngerasa keganggu. Saya kadang merasa nggak punya pilihan lain selain bikin status galau atau check-in lagu galau kalo lagi galau. Dan, saya ingin tekankan lagi, ini bukan galau percintaan. NO, BIG NO! Lately, saya nggak terlalu tertarik sama yang begituan, dan kalaupun ada quotes atau kata-kata apapun yang kalian anggap itu sejenis kode, galau percintaan, dan lain-lain, NO, itu BUKAN GALAU. Itu kadang kata-katanya aja yang lucu menurut saya, dan saya juga iseng aja comment atau share, hehehe.
Well, omong-omong soal menjadi mahasiswa akhir tahun, entah kenapa emang agak sulit tiap mau nulis yang berbau metafora ataupun fiksi. Kebanyakan yang dibaca jurnal mungkin ya jadi kebayang-bayangnya yang ilmiah-ilmiah, hahaha. Tapi memang pengaruh banget sama intensitas membaca novel. Rasanya udah nggak sanggup baca novel cuman beberapa hari. Tiap kali baca selalu kepikiran tugas dan proposal dan jurnal dan lain sebagainya. Ternyata pengaruhnya juga langsung ke the way I write. Bahasanya jadi lebih kaku dan ide nggak terlalu mengalir lancar. Tapi akhirnya sadar pisan dan akhir-akhir ini mulai 'memaksakan" untuk sering baca novel. Akhirnya baru dapet ide nulis apaan *yeay*
Sering heran sama orang-orang yang bisa dapet ide nulis disaat dia masih ada tugas atau kewajiban yang sifatnya ibarat bertentangan dengan apa yang dia biasa tulis. Ya, sebut aja mereka-mereka, atau kamu-kamu, yang masih suka nulis blog dengan segala kata-katanya yang indah disaat skripsi ataupun tugas-tugas menyerbu disaat yang sama. Iri pake banget.
Atau karena emang belum lagi fase jatuh cinta ya jadinya puitisnya berkurang. Hmmm, bisa jadi sih. Lagi fase jatuh cinta sama skripsi sih, pengennya pedekatean sama dosen pembimbing terus, wkwkwk.
Iyaya, it's been a while. Udah lama banget nggak curhat ataupun nulis masalah hati dan beragam cerita percintaan. Kayaknya emang perlu jatuh cinta dulu biar sense nulis begituannya muncul lagi. Hmm, kalau dipikir-pikir kaitannya erat banget antara tulisan dengan perasaan. Seorang penulis memang harus mentransfer perasaannya supaya tulisannya hidup. So, menurut saya sih nggak ada penulis yang nggak baper alias bawa perasaan.
Menulis pun sama dengan mengobrol, hanya saja caranya yang berbeda. Dalam menulis, kita mengobrol lewat jari-jari kita, kata-kata itu terbentuk oleh jari-jari kita dan melekat selamanya di bidang yang ia salurkan. Makanya tulisan itu salah satu obrolan yang abadi. Beda dengan ngobrol biasa. Kalau mengobrol biasa, kata-kata terbentuk lewat mulut dan kata-kata itu tergantung di udara, masuk telinga kiri dan bisa jadi langsung keluar dari telinga kanan ataupun bisa melkat di otak. Kalau kesapu angin, yaudah kata-katanya hilang begitu saja.
Supaya terlihat hidup, penulis memasukkan sedikit-banyak perasaannya ke dalam tulisan. Tanpa perasaan itulah sebuah tulisan tidak akan hidup, tidak akan bernyawa, dan jadilah ia kosong tak bermakna. *ecieh *sok-sokan puitis tapi failed
So, I'd say "Welcome home!" to myself. Setelah ini, entah kapan lagi bisa punya ide nulis blog lagi. Mungkin bisa lama... semoga saja tidak.
PS: dan bertahun-tahun signature tidak pernah berubah
No comments:
Post a Comment