Click If You Want To Know

Monday, 14 October 2013

Mawar Putih

   Ceritanya ada mawar putih.
   
   Mawar ini putih bersih, seperti susu. Meskipun tidak sewangi mawar merah, tapi bunga ini mampu memberikan wangi kesejukan hati. Meskipun warnanya tak terlalu mencolok, tapi sanggup mewarnai hari.

   Mawar putih itu tersimpan seadanya di sebuah botol plastik kecil bekas air mineral. Air yang menyokong hidupnya saja air mineral bekas. Meskipun ia hidup seadanya, tapi ia selalu menciptakan ketegaran dan senyuman siapapun yang melihatnya.
   Hidup mawar putih ini terus berjalan seiring berjalannya detik-detik jam yang sahut menyahut diantara keheningan. Sampai akhirnya, si mawar putih tak sanggup lagi menyerap mineral-mineral yang terkandung dalam air yang menyokongnya. Ia pun semakin lama semakin menunduk, layu. Warnanya tak lagi putih bersih, tak lagi indah. Seolah-olah sebuah bencana menerjangnya, begitu menyedihkan, lemah, dan terlihat lebih tua.

   Mawar Putih itu kini hanya terdiam dan menunduk. Putih kini berganti menjadi nila. Kering, tak berdaya, rapuh. Seperti tubuh yang kehilangan jiwanya.

   Kamu tahu, bunga itu berdiri tepat di depan nisan kamu. Seolah-olah meyakinkanku bahwa kamu tak lagi ada, tak lagi hidup, tak lagi mewarnai, tak lagi menyejukkan, tak lagi memberikan semangat, apalagi ketegaran dan senyuman. Semua mati, semua selesai.

   Tapi tahukah, mengapa aku suka sekali Mawar Putih? Karena Mawar Putih melambangkan kesucian, keikhlasan. Seperti jiwa putihmu. Seperti niat tulus yang pernah terucap dari mulut dan hatimu. Putih, suci, penuh keikhlasan. Pun ketika jiwamu pergi.

   Terima kasih tak hinggaku untuk putih jiwa maupun hatimu.

   Dan seputih itu pula aku ikhlas menyayangimu.

- KS -


No comments: