Mawar ini putih bersih, seperti susu. Meskipun tidak sewangi mawar merah, tapi bunga ini mampu memberikan wangi kesejukan hati. Meskipun warnanya tak terlalu mencolok, tapi sanggup mewarnai hari.
Mawar putih itu tersimpan seadanya di sebuah botol plastik kecil bekas air mineral. Air yang menyokong hidupnya saja air mineral bekas. Meskipun ia hidup seadanya, tapi ia selalu menciptakan ketegaran dan senyuman siapapun yang melihatnya.
Hidup mawar putih ini terus berjalan seiring berjalannya detik-detik jam yang sahut menyahut diantara keheningan. Sampai akhirnya, si mawar putih tak sanggup lagi menyerap mineral-mineral yang terkandung dalam air yang menyokongnya. Ia pun semakin lama semakin menunduk, layu. Warnanya tak lagi putih bersih, tak lagi indah. Seolah-olah sebuah bencana menerjangnya, begitu menyedihkan, lemah, dan terlihat lebih tua.
Mawar Putih itu kini hanya terdiam dan menunduk. Putih kini berganti menjadi nila. Kering, tak berdaya, rapuh. Seperti tubuh yang kehilangan jiwanya.